Mengapa Wanita Memilih Tindakan Aborsi

penyebab wanita memilih tindakan aborsi

Aborsi atau disebut juga gugur kandungan adalah berhentinya kehamilan pada wanita sebelum usia kandungan mencapai 20 minggu yang menyebabkan kematian pada janin. Bagi kalangan praktisi ilmu kedokteran, suatu tindakan aborsi dibedakan menjadi dua yaitu Spontaneous abortion dan Induced abortion atau procured abortion.

Spontaneous abortion (keguguran) adalah aborsi yang disebabkan oleh faktor kecelakaan atau penyebab aborsi yang sifatnya alami. Sedangkan Induced abortion adalah proses pengguguran kandungan yang disebabkan oleh kesengajaan.

Pengguguran kandungan yang disengaja dalam hal ini berupa pengguguran yang dilakukan karena kondisi pada waktu kehamilan mengancam kesehatan ibu hamil, pengguguran karena janin yang mengalami kecacatan pada tubuh, dan pengguguran dengan alasan-alasan tertentu.

Penyebab Wanita Memilih Tindakan Aborsi

Sebenarnya secara harfiah, wanita mana yang tidak menginginkan kehamilan. Kehamilan bagi wanita merupakan suatu kabar gembira, yang mana menjadi idaman bagi pasangan suami istri sah.

Namun dalam kenyataannya, banyak kasus aborsi yang ditemukan dan dilakukan oleh wanita muda menjadikan hal ini sebagai sebuah tanda tanya besar. Mengapa wanita lebih memilih melakukan tindakan aborsi ketika sedang masa kehamilan.

Masalah plasenta

Plasenta adalah suatu organ dalam kandungan pada masa kehamilan. Peranan plasenta cukup penting bagi pertumbuhan dan perkembangan janin. Fungsinya adalah sebagai tempat pertukaran produk-produk metabolisme dan produk gas antara peredaran darah ibu dan janin serta produksi hormon.

Seringkali gangguan pada plasenta inilah yang menyebabkan seorang wanita disarankan untuk memilih tindakan aborsi. Gangguan pada plasenta menyebabkan suplai darah dari ibu ke bayi terbatas sehingga ada kemungkinan bayi akan meninggal dalam kandungan dan mengancam keselamatan ibu.

Masalah kromosom

Kelainan kromosom ketika proses pembuahan disebut Blighted Ovum. Blighted Ovum adalah keadaan dimana seorang wanita merasa hamil tetapi tidak ada janin di dalam kandungan. Telur yang dibuahi dalam rahim dan kantung kehamilan mulai berkembang tapi embrio yang dihasilkan berhenti berkembang (plasenta yang berisi cairan).

Kelainan pada rahim

Rahim atau uterus adalah organ tubuh tempat di mana janin dibesarkan. Dalam berbagai kasus aborsi yang disebabkan oleh kelainan pada rahim disebabkan oleh kondisi rahim yang abnormal. Sehingga membentuk dan mengembangkan fibroid dalam rahim yang berisiko pada janin.

Fibroid adalah pertumbuhan sel yang tidak normal pada rahim (uterus). Fibroid yang juga dikenal dengan nama fibroid uterus, miom, fibromiom, fibro leiomiom, atau leiomiom uteri, cukup umum terjadi, dengan tiga dari empat wanita diperkirakan menderita kondisi ini.

Ovarium polikistik sindrom

Sindrom ovarium polikistik adalah gangguan keseimbangan kadar hormonal. Pada sindrom ini, tubuh wanita memproduksi hormon laki-laki (androgen) secara berlebihan. Akibatnya wajah lebih berminyak dan rambut tumbuh secara berlebihan, terutama di tangan dan kaki.

Leher rahim melemah (Inkompetensia Serviks)

Inkompetensia Serviks adalah istilah untuk menyebut kelainan pada otot-otot mulut rahim (serviks) yang terlalu lunak dan lemah, sehingga sedikit membuka di tengah-tengah kehamilan karena tidak mampu menahan desakan janin yang semakin besar. Pada kehamilan yang normal, mulut rahim harus selalu tertutup rapat sampai masa kehamilannya berakhir, yakni setelah mencapai 37-38 minggu.

Biasanya, keadaan ini baru akan terjadi pada saat usia kehamilan sudah memasuki trimester kedua atau ketiga. Terbukanya mulut rahim sebelum waktunya ini akan menyebabkan bayi lahir prematur dan juga mengakibatkan keguguran.

Faktor gaya hidup

Banyak Wanita sekarang ini menganggap gaya hidup adalah suatu trend. Gaya hidup seperti kebiasaan merokok, minum alkohol, atau menggunakan obat-obatan terlarang dapat menyebabkan keguguran.

Kehamilan yang tidak diinginkan

Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan faktor penyebab aborsi tertinggi. Banyak wanita menganggap bahwasana kehamilannya adalah sesuatu yang tidak dia inginkan. Alasannya pun cukup beragam antara lain kehamilan karena hubungan di luar nikah (seks bebas), kehamilan karena hasil pemerkosaan, dan faktor ketidaksiapan dalam segi ekonomi.

Demikian rangkuman mengenai alasan mengapa wanita lebih memilih tindakan aborsi pada proses kehamilannya. Mengenai hal-hal lain yang masih berkaitan dengan aborsi, anda bisa melihatnya di menu legalitas aborsi yang kami bahas pada bagian tema khusus.

Referensi Informasi:
Ilustrasi gambar diambil dari www.shutterstock.com/vita khorzhevska
Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Aturan Mengisi kolom komentar dibawah ini :

Diharuskan menggunakan bahasa yang sopan.
Dilarang mengirim pertanyaan yang berbau Spam (diluar kategori bahasan blog).
Tidak diperkenankan memasukkan link aktif maupun non aktif di dalam pesan (kecuali itu permintaan admin).