Pesugihan Nyi Roro Kidul Pantai Laut Selatan

pesugihan nyi roro kidul pantai laut selatan

CeritaSaja - Parang Tritis atau pantai laut selatan konon dianggap oleh sebagian para penganut ilmu kebatinan sebagai pusat kerajaan siluman yang dipimpin Kanjeng Ratu Kidul dan Nyai Blorong.

Pantai yang memiliki ombak yang terkenal dahsyat tersebut di indentifikasikan sebagai tempat yang bisa dikatakan sebagai gerbang penghubung antara Kasultanan Jogja Dengan Ratu Kidul. Konon, Nyai Blorong dan Kanjeng Ratu Kidul bisa mengabulkan uang sampai milyaran rupiah di tempat ritual tersebut dengan menjadi pengikutnya.

Kedua sosok gaib tersebut diceritakan oleh berbagai versi yang ada, memiliki karakteristik yang berbeda. Dalam mitos penduduk Jawa terutama Jogja lebih mengenal Nyai Blorong sebagai sang panglima terkuat di kerajaan siluman laut selatan.

Perwujudan Nyi Blorong yang terlihat sebagai seorang ratu lengkap dengan pakaian kebaya tradisional yang dikenakannya sebenarnya merupakan perwujudan kamulfase dari sosok Nyi Blorong yang sebenarnya. Konon dari ceritanya, kain panjang sulaman benang emas yang dikenakannya itu adalah wujud dari tubuhnya bagian bawah yang berupa ular raksasa bersisik emas.

Beberapa ritual khusus yang sering dilakukan oleh para pengikut Nyi Blorong diantaranya ritual cawis sesaji, ritual mbucal badan, ritual larung sesaji, dan ritual persetubuahan. Ritual cawis sesaji adalah ritual yang sering dilakukan para pengikutnya untuk bertatap muka langsung dengan Nyi Blorong dalam perwujudan wajah cantik pada saat bulan purnama penuh.

Ritual mbucal badan adalah ritual berpuasa dan bersemedi di wilayah laut pantai selatan selama 40 (empat puluh) malam. Pada ritual inilah sebuah persekutuan dengan Nyi Blorong bisa ditentukan, apakah sang pelaku pesugihan diterima atau tidak sebagai pengikut Nyi Blorong dan tentunya jika berhasil maka akan ada syarat-syarat khusus lainnya yang harus dilakukan.

Ritual larung sesaji adalah ritual dimana sesajian yang akan dilarungkan ke pantai laut selatan dibagi menjadi 2 (dua) tempat/wadah. Pada wadah yang pertama disertakan kain panjang bermotif cinde ijem, cinde abrit, sinjang limar, dan kain penutup dada bermotif solog, gadhung mlathi, gadhung, udorogo, jingga, bangun tulak, serta tikar pasir yang ditutupi mori.

Selain itu juga harus disertakan minyak wangi, dupa ratus, dan uang rogam ratusan. Sedangkan pada wadah yang ke dua di isi dengan kain panjang bermotif poleng, teluh watu, kain penutup dada bermotif dringin, songer pandhan benethot, podhang ngisep sari, bangun tulak, minyak wangi, serta dupa ratus, dan uang rogam seratus rupiah. Dan harus dilaksanakan secara rutin setiap tahun pada tanggal dan waktu yang sama dengan ritual larungan yang pertama kali diadakan.

Dan konon katanya, bila pemilik pesugihan tersebut melakukan hubungan badan dengan Ular Blorong itu, maka sisik-sisiknya yang berupa emas dan permata akan rontok di tempat tidurnya. 

Sedangkan untuk versi Kanjeng Ratu Kidul sendiri lebih dikenal lebih welas asih dan sebagai pengayom terutama kerajaan jogja ini tidak meminta tumbal nyawa. Dan konon diceritakan bahwa uang yang didapat dari Kanjeng Ratu Kidul tidak sebanyak yang diberikan oleh Nyai Blorong.
Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Aturan Mengisi kolom komentar dibawah ini :

Diharuskan menggunakan bahasa yang sopan.
Dilarang mengirim pertanyaan yang berbau Spam (diluar kategori bahasan blog).
Tidak diperkenankan memasukkan link aktif maupun non aktif di dalam pesan (kecuali itu permintaan admin).