2 Pelajar Indonesia Ciptakan Green Refrigerant Box

Sebuah prestasi membanggakan tingkat dunia kembali ditorehkan para pelajar Indonesia. Dua siswi SMA Negeri 2 Sekayu, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, telah berhasil mengharumkan nama bangsa Indonesia di kancah perlombaan ilmu pengetahuan dunia. Azizita Syafiq (17) dan Anjani Rahma Putri (16) yang baru naik ke kelas 12 berhasil menyabet dua penghargaan sekaligus di ajang Intel ISEF (International Science and Engineering Fair) di Los Angeles, Amerika Serikat, 11-16 Mei.

Pada kompetisi peneliti muda sejagad itu keduanya menampilkan karya kulkas tanpa listrik atau bahasa kerennya disebut. Dalam kategori Special Award, Muhtaza atau yang biasa dipanggil Moza dan Anjani yang akrab disapa Angie meraih bronze award (perunggu) dan berhak atas hadiah senilai 10.000 dolar AS atau sekitar Rp 117 juta. Di puncak kompetisi, Grand Award, kedua pelajar yang masih memiliki hubungan saudara ini menjadi juara ketiga untuk kategori Engineering: Materials & Bioengineering dan diganjar hadiah 1.000 dolar AS.

Hebatnya lagi, untuk menciptakan Green Refrigerant Box yang memenangi lomba karya ilmiah yang diikuti 1.700 peneliti muda dari 70 negara itu mereka hanya bermodal Rp 100 ribu. Sangat murah, lantaran lemari es itu dibuat dengan sangat sederhana dan benar-benar ramah terhadap lingkungan. Merasa karyanya begitu sederhana, pada saat lomba berlangsung keduanya sempat minder melihat peserta lain menampilkan hasil penelitian yang lebih canggih.

Panen Membusuk

Ide Moza dan Anjani menciptakan lemari es tanpa listrik ternyata berawal dari kegelisahan terhadap hasil panen di desa mereka, Bailango. Karena di wilayah itu jaringan listrik terbatas dan tidak stabil, maka orang di desaku tidak bisa menggunakan kulkasnya secara optimal untuk mengawetkan buah-buahan atau sayuran. Menurut mereka berdua potensi buah-buahan di sana banyak, seperti duku, pepaya, mangga.

Selama ini untuk mengawetkan buah-buahan, wargapun punya cara sendiri yaitu dengan menyimpannya dalam karung, diikat lalu didiamkan (diperam). Menurut mereka berdua cara diperam itu tidak efektif karena buah akan tetap rusak atau bahkan bisa tidak higienis karena kemungkinan tercemar dari karung atau ruang tempat penyimpanan, Tapi dengan kulkas tanpa listrik ciptaan Moza dan Angie, buah atau sayuran yang diawetkan di dalamnya bisa bertahan sampai beberapa hari, layaknya dimasukkan dalam lemari es biasa. Murah dan sangat bermanfaat.

Bahan dan piranti yang dipakai membuat lemari es tanpa listrik itu juga terbilang serhana dan ramah lingkungan. Yaitu sebuah boks plastik, suntikan, selang, aluminum foil, stereo foam, alkohol 70 % alias etanol, arang aktif yang berasal dari limbah kayu gelam, kaleng plus botol minuman. Kalau dihitung-hitung, biaya yang dibutuhkan tak sampai Rp 100 ribu. Stereo foam, selang, suntikan, banyak diperoleh di sekolah mereka. Kaleng dan botol mudah dicari di tempat sampah. Kalau kayu gelam merupakan limbah dari material building yang banyak mereka temukan di rawa-rawa.

Temui Kerumitan

Dari bahan-bahan yang tersedia, Moza dan Angie mulai mempraktikkan pelajaran fisika dan kimia. Mula-mula, seluruh sisi boks plastik dilapisi stereofoam dan aluminium foil untuk mempertahankan suhu ruangan di dalamnya. Lalu, boks plastik itu diisi 4 kaleng secara bersusun yang sudah dilapisi aluminium foil. Dua kaleng paling bawah sebagai wadah untuk arang aktif dari kayu gelam. Sementara 2 kaleng di atasnya berfungsi sebagai evaporator untuk menghembuskan suhu dingin setelah disuntik etanol.

Untuk merubah kayu gelam menjadi arang aktif caranya sangat sederhana, hanya membutuhkan sebuah oven kue biasa dan cairan NaOH. Untuk membuat arang aktif, kayu gelam diarangkan dahulu. Lalu arangnya direndam NaOH selama seharian. Setelah itu arang dioven selama sejam dengan suhu 150 derajat. Tujuannya untuk membuka pori-pori arang agar bisa menjerap uap etanol.

Setelah semua alat dirakit, Moza dan Anjani mulai mempraktikkan cara kerja alat tersebut. Setelah kaleng evaporator kita suntikkan, boks plastik yang dipastikan kedap udara, kita pompa. Tujuannya untuk membuat uap etanol. Uap tersebut diserap oleh arang aktif sehingga tekanan menjadi turun yang otomatis akan menurunkan suhu, Ternyata, dari semua proses maka pemompaan merupakan hal paling rumit. Karena untuk membuat ruangan dalam boks bersuhu dingin dibutuhkan pemompaan sekitar ½ jam lebih.

Botol bekas minuman merupakan alat pemompa yang paling efektif. Sebelumnya, mereka menggunakan alat suntik untuk memompa. Ternyata membutuhkan waktu cukup lama. Pernah mencoba penyemprot baju untuk setrika, juga penyemprot nyamuk yang justru membuat ruangan jadi panas. Saat ini masih memikirkan pompa lain yang lebih efektif, misalnya kayuhan sepeda. Tapi masih mereka pikirkan bentuknya nanti akan seperti apa, Dengan lemari es tanpa listrik ciptaannya, suhu paling rendah yang dihasilkan adalah 5,5 derajat Celcius. Itu setelah alat dipompa selama setengah jam, dengan variasi 300 gram arang aktif dan 300 ml etanol.

Berikut foto penampakan Green Refrigerant Box karya mereka :

Green Refrigerant Box
Green Refrigerant Box

Green Refrigerant Box tampak bagian dalam
Green Refrigerant Box tampak bagian dalam

Green Refrigerant Box tampak bagian luar
Green Refrigerant Box

----- VIDEO 360 METRO TV -----



Sumber : nyata.co.id
Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Aturan Mengisi kolom komentar dibawah ini :

Diharuskan menggunakan bahasa yang sopan.
Dilarang mengirim pertanyaan yang berbau Spam (diluar kategori bahasan blog).
Tidak diperkenankan memasukkan link aktif maupun non aktif di dalam pesan (kecuali itu permintaan admin).